Peranan industri software sangat strategis, karena terkait dengan sektor ekonomi, dimana selain memberikan dampak yang luas terhadap perluasan kesempatan kerja, dan berusaha juga peningkatan atau pengembangan teknologi informasi dan untuk meningkatkan peluang investasi dan penyerapan tenaga kerja. Selain itu pula perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta penerapannya di berbagai bidang telah membuka peluang kerja cukup besar bagi profesional di bidang tersebut. Mereka dapat bekerja di perusahaan, instansi pemerintah, maupun dunia pendidikan.
Mengutip pernyataan Ir Stefanus Thomas Suhalim MCSE,
bahwa beberapa negara maju dan berkembang mulai merasakan tingginya
kebutuhan tenaga kerja di bidang itu (TIK), dia memberi contoh, Cina
yang setiap tahun menghasilkan 200.000 tenaga profesional di bidang
tersebut, pada akhir 2008 diperkirakan bakal mengalami kekurangan
sebanyak 2,2 juta tenaga kerja TIK. Kenyataan serupa juga terjadi di
Amerika. Dia mengutip laporan dari Information Technology Association of
Amerika, pada tahun 2001 terbuka peluang bagi 900.000 tenaga kerja di
bidang itu. Namun dari jumlah tersebut, 425.000 kesempatan tidak terisi.
”Mereka kekurangan pelamar yang memenuhi kualifikasi teknis dan
nonteknis,” tuturnya.
Di sisi lain, informasi tentang peluang kerja di luar
negeri juga cukup besar dan banyak, khususnya peluang kerja di bidang
teknologi informasi. Sebagai gambaran bahwa kebutuhan terhadap tenaga IT
di bidang industri software baik di luar negeri maupun di dalam negeri,
adalah sebagai berikut : Tenaga IT di luar negeri, untuk tahun 2015,
diperkirakan 3,3 juta lapangan kerja. Sedangkan Tenaga IT domestik,
berdasarkan proyeksi pertumbuhan industri pada tahun 2010, target
produksi 8.195.33 US $, dengan asumsi produktifitas 25.000 perorang,
sehingga dibutuhkan tenaga kerja sekitar 327.813 orang. Di bawah ini
disajikan sebuah tabel sebagai gambaran target export TI di Indonesia.
TARGET KUANTITATIF EKSPOR TEKNOLOGI INFORMASI DI INDONESIA
Target Ekspor dan Pertumbuhan Sektor Teknologi Informasi
serta Produk Elektronika lainnya
(dalam satuan juta dollar AS)
serta Produk Elektronika lainnya
(dalam satuan juta dollar AS)
SEKTOR
|
Th. 2000
|
Th. 2003
|
Th. 2010
|
Elektronika |
1.900
|
2.500
|
4.000
|
Teknologi Informasi |
1.200
|
1.800
|
14.000
|
Alat Rumah Tangga |
420
|
500
|
1.500
|
Modul & Komponen |
3.000
|
4.500
|
8.000
|
Lainnya |
480
|
600
|
2.500
|
TOTAL
|
7.000
|
9.900
|
30.000
|
Sumber : Dinas Perindustrian Perdagangan & Koperasi DIY
INDIA Kekurangan Tenaga Kerja TI
India menghadapi masalah kekurangan tenaga kerja
berkemampuan bahasa-bahasa Eropa (non-Inggris) selama lima tahun
mendatang. Hal ini diperlihatkan dengan dibukanya rekrutmen tenaga kerja
asing sebesar 120.000 untuk menutupi kekurangan tersebut. Defisit SDM
yang mampu berbahasa asing ini diungkap dalam sebuah laporan yang
dilansir perusahaan riset Evalueserve. Meningkatnya permintaan layanan
offshoring dari Eropa menyebabkan industri jasa TI India kekurangan
sekitar 120.000 tenaga kerja yang memiliki spesialisasi bahasa-bahasa
Eropa di luar Inggris. Sementara, perusahaan ini menghitung jumlah SDM
India yang memiliki kemampuan seperti itu tak lebih dari 40.000 orang.
Untuk mengisi kekurangan tersebut, menurut
Evalueserve bakal banyak kalangan industri TI dan business process
outsourcing (BPO) India yang harus merekrut tenaga kerja asing dari
daratan Eropa untuk melakukan pekerjaan seperti pengumpulan informasi,
menangani dokumen-dokumen berbahasa non-Inggris, layanan berbasis voice
dan proses-proses transaksi. Menurut Evaluaserve, meningkatnya kebutuhan
tenaga kerja dengan skill bahasa asing non-Inggris ini merupakan dampak
dari upaya perusahaan-perusahaan offshoring India untuk menangkap
peluang pasar outsourcing Eropa daratan. Selain itu, upaya ini ditempuh
sekaligus untuk mengurangi risiko ketergantungan terhadap pasar Inggris
dan Amerika Serikat. Seperti diketahui, lebih dari 80 persen order
offshoring India berasal dari kedua negara itu.
Untuk menarik minat para pekerja asing, kalangan
perusahaan offshoring India menawarkan paket kompensasi yang menarik,
kata studi itu. Adapun yang dicari adalah para pekerja yang bergelar
teknik maupun bisnis, serta memiliki skill bahasa Belanda, Perancis,
Jerman, Italia, Spanyol atau Rusia. Tapi, di sisi lain, bukan berarti
tenaga kerja berbahasa Inggris tersedia secara melimpah, meski diakui
bahasa Inggris sudah menjadi semacam bahasa kedua bagi warga India. Pada
suatu kesempatan di sebuah konferensi bisnis offshoring di New Delhi
beberapa waktu lalu, seorang eksekutif perusahaan business process
outsourcing India, Dan Sandhu mengingatkan bahwa dari sekitar dua juta
lulusan universitas India yang sanggup berbahasa Inggris, hanya sebagian
kecil yang benar-benar sesuai untuk pekerjaan menghadapi pelanggan di
perusahaan-perusahaan offshoring.
Pasar Jasa TI Malaysia Menjanjikan
Meski menghadapi persaingan yang ketat, seperti
perang harga dan semakin berkurangnya life-cycle teknologi-teknologi
terbaru, pasar jasa TI Malaysia tetap menjanjikan pertumbuhan yang
tinggi. Menurut laporan IDC, akibat stagnasi pasar,
perusahaan-perusahaan jasa TI di Malaysia mendapat tekanan untuk
bergeser dari pola system integration (SI), yang mendapatkan pemasukan
berbasis jumlah man-month , ke model layanan yang mendapatkan kompensasi
berbasis nilai ( value-based ) dan memperluas marjin keuntungannya
dalam lingkungan TI yang dinamis.
Katherine Chan, analyst, Services Research, IDC
Malaysia , mengatakan bahwa di pasar SI Malaysia, permintaan aplikasi
enterprise, baik dalam bentuk paket atau yang sudah dikustomisasi, akan
tetap tumbuh dua dijit dengan pertumbuhan tahunan sekitar 11,6 persen.
Menurut dia, selain didorong munculnya teknologi-teknologi dan delivery
model baru, peluang pertumbuhan pasar juga bakal muncul dari aplikasi
implementasi RFID ( Radio Frequency Identification ), aplikasi
virtualisasi dan aplikasi-aplikasi lainnya. “Selain itu, network
consulting dan network integration akan terus mendorong pertumbuhan
pasar ini, khususnya ketika konsep ubiquitous computing mulai melekat di
komunitas pengguna” ujarnya.
Berdasarkan riset IDC, pasar jasa TI Malaysia tahun
2004 mencapai 801,81 juta dolar, atau tumbuh 29 persen dibanding tahun
2003. Dari jumlah itu, pasar konsultasi dan integrasi sistem TI
merupakan pangsa pasar jasa TI tertinggi dengan pangsa 42 persen,
diikuti pasar support dan training TI sebesar 33 persen dan alihdaya 25
persen. “Didorong dengan kuatnya permintaan jasa alihdaya, pasar jasa TI
Malaysia diperkirakan akan tumbuh 16,3 persen dalam kurun waktu
2004-2009″ kata IDC.
Menurut IDC, dalam jangka panjang, proyek-proyek
alihdaya akan meningkat. Pada saat yang sama, perusahaan-perusahaan juga
akan semakin banyak memanfaatkan alihdaya untuk merasionalisasikan
investasi TI-nya, misalnya dengan memanfaatkan sistem sharing ,
menggunakan jasa application service provider (ASP), pengalihdayaan
manajemen pengoperasian infrastruktur sistem, dan seterusnya.
Di segmen IT deployment and support , pertumbuhan
perawatan perangkat keras dan piranti lunak akan semakin berkurang.
Menurut IDC, perusahaan-perusahaan akan semakin banyak yang menoleh ke
para value-added service provider . Tawaran layanannya lebih dinamis
dengan mengambil alih tanggung jawab maintenance menggunakan model
managed service , bukan pola tradisional seperti model annual
maintenance service.
Potret Bisnis Teknologi Informasi Indonesia dibanding negara-negara ASEAN
Cakupan e-business
|
Berkembang
Baik
|
Sedang
Berkembang
|
Mulai
Berkembang
|
Tidak ada
Kegiatan
|
1. Perdagangan Elektronik | ||||
- Perdagangan Produk/Jasa Via Internet |
Y
|
|||
- Kegiatan supply Chain via Internet |
Y
|
|||
2. Infrastruktur Aplikasi Internet | ||||
- Konsultan Internet |
Y
|
|||
- Pengembang Aplikasi |
Y
|
|||
- Perusahaan multimedia |
Y
|
|||
- Pengembang WEB |
Y
|
|||
- Pengembang Software |
Y
|
|||
- Perusahaan Pelatihan On-Line |
Y
|
|||
- Penyedia Jasa Database WEB |
Y
|
|||
- Penyedia Aplikasi Manajemen Pemasaran |
Y
|
|||
- Perusahaan Venture Capital |
Y
|
|||
3. Jasa-jasa Intermediary Internet | ||||
- Vertical Market Maker |
Y
|
|||
- Biro Perjalanan on-line |
Y
|
|||
- Perantara on-line |
Y
|
|||
- Pengesah isi internet |
Y
|
|||
- Penyedia isi/portal |
Y
|
|||
- Pengiklanan Internet |
Y
|
|||
- Broker Internet |
Y
|
|||
4. Infrastruktur Internet | ||||
- Internet Backbone Provider |
Y
|
|||
- Penyedia Jasa Internet |
Y
|
|||
- Persahaan jaringan H/W & S/W |
Y
|
|||
- Perusahaan PC & Server |
Y
|
|||
- Security Vendor |
Y
|
|||
- Perusahaan Fiber Optic |
Y
|
|||
- Line Accelaration Hardware |
Y
|
|||
Sumber : Dinas Perindustrian Perdagangan & Koperasi DIY
Nah, kalau melihat situasi seperti diatas, akan
sangat mengenaskan jika orang Indonesia yang bergerak di bidang
Teknologi Informasi tidak bisa mendapatkan pekerjaan semacam itu.
Masalahnya memang tidak mudah. Mungkin memang kemampuan tenaga TI di
Indonesia belum memadai ?. Selain masalah teknis ada juga masalah bahasa
Inggris. Seringkali saya menjumpai orang yang memiliki kemampuan teknis
akan tetapi bahasa Inggrisnya sangat jauh dari memuaskan. Mau tidak
mau, bahasa Inggris merupakan bahasa yang harus kita kuasai. Pekerja
dari India, Singapura, dan Malaysia tidak memiliki kendala di bahasa
ini, meskipun pekerja dari Cina mengalami masalah yang sama dengan yang
kita hadapi.
Pekerja dari Indonesia sebenarnya mulai disukai oleh
perusahaan di kawasan Asia karena ada beberapa masalah dengan pekerja
dari negara lain. Misalnya, Hongkong membatasi jumlah pekerja dari Cina.
Sementara pekerja dari India kurang disukai karena mereka menggunakan
negara Asia hanya sebagai batu loncatan untuk bekerja di Amerika.
Pekerja Indonesia juga dikenal (sebagian besar) akan pulang setelah
pekerjaan kontrak selesai sehingga tidak menjadi beban negara yang
ditempati. (Tidak menjadi warga negara disana). Jadi sebenarnya
kesempatan orang Indonesia untuk bekerja di luar negeri cukup baik.
Peluang kerja di bidang Teknologi Informasi lainnya,
yang saat ini masih banyak dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan baik di
dalam maupun di luar negeri adalah : IT Help Desk, AutoCAD Drafter,
Sales, Project Manager, Computer Operator, Teknisi Komputer, WebMaster,
Web Chief Editor, Web Administrator, Manager Web Content, Unix
Admnistration Manager, Director Software, Java Developer, Network
Manager, System Architect.
0 komentar:
Post a Comment